Foto Wisuda Pasca Sarjana

Selasa, 22 Februari 2011

Tafsiran Wahyu 21

LANGIT DAN BUMI BARU
(Wahyu 21:1-8)
A. Analisis Teks
Wahyu 21:1-8
1 Kai. ei=don ouvrano.n kaino.n kai. gh/n kainh,nÅ o` ga.r prw/toj ouvrano.j kai. h` prw,th gh/ avph/lqan kai. h` qa,lassa ouvk e;stin e;tiÅ
2 kai. th.n po,lin th.n a`gi,an VIerousalh.m kainh.n ei=don katabai,nousan evk tou/ ouvranou/ avpo. tou/ qeou/ h`toimasme,nhn w`j nu,mfhn kekosmhme,nhn tw/| avndri. auvth/jÅ
3 kai. h;kousa fwnh/j mega,lhj evk tou/ qro,nou legou,shj\ ivdou. h` skhnh. tou/ qeou/ meta. tw/n avnqrw,pwn( kai. skhnw,sei metV auvtw/n( kai. auvtoi. laoi . auvtou/ e;sontai( kai. auvto.j o` qeo.j metV auvtw/n e;stai Îauvtw/n qeo,jÐ (
4 kai. evxalei,yei pa/n da,kruon evk tw/n ovfqalmw/n auvtw/n( kai. o` qa,natoj ouvk e;stai e;ti ou;te pe,nqoj ou;te kraugh. ou;te po,noj ouvk e;stai e;ti( Îo[tiÐ ta. prw/ta avph/lqanÅ
5 Kai. ei=pen o` kaqh,menoj evpi. tw/| qro,nw|\ ivdou. kaina. poiw/ pa,nta kai. le,gei\ gra,yon( o[ti ou-toi oi` lo,goi pistoi. kai. avlhqinoi, eivsinÅ
6 kai. ei=pe,n moi\ ge,gonanÅ evgw, ÎeivmiÐ to. a;lfa kai. to. w=( h` avrch. kai. to. te,lojÅ evgw. tw/| diyw/nti dw,sw evk th/j phgh/j tou/ u[datoj th/j zwh/j dwrea,nÅ
7 o` nikw/n klhronomh,sei tau/ta kai. e;somai auvtw/| qeo.j kai. auvto.j e;stai moi ui`o,jÅ
8 toi/j de. deiloi/j kai. avpi,stoij kai. evbdelugme,noij kai. foneu/sin kai. po,rnoij kai. farma,koij kai. eivdwlola,traij kai. pa/sin toi/j yeude,sin to. me,roj auvtw/n evn th/| li,mnh| th/| kaiome,nh| puri. kai. qei,w|( o[ evstin o` qa,natoj o` deu,terojÅ
B. Terjemahan Teks
1. Dan aku telah melihat langit yang baru dan bumi yang baru sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu (telah tiada) dan laut tidak akan ada lagi.
2. Dan aku telah melihat kota kudus Yerusalem baru turun dari langit berasal dari Tuhan telah disiapkan seperti mempelai perempuan yang dihiasi untuk pengantin laki-lakinya.
3. Dan aku telah mendengar suara keras dari takhta itu berkata, lihatlah tempat kediaman Tuhan diantara manusia-manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi bangsa-bangsanya (umat-umatnya), dan Tuhan sendiri bersama mereka, Dia akan menjadi Allah mereka.
4. Dan Dia akan menghapuskan seluruh air mata dari mata mereka dan bahaya maut tidak ada lagi, tidak ada duka cita, tidak ada keributan (tangisan), juga kesakitan tidak ada lagi karena hal-hal pertama telah berlalu.
5. Dan Dia telah berkata ia yang duduk diatas takhta, lihatlah Aku akan membuat semua baru, dan dia berkata: tuliskanlah karena ini adalah perkataan-perkataan yang dapat dipercayai dan yang sejati (benar).
6. Dan dia berkata kepadaku, semua akan terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, permulaan dan akhir, Aku akan memberikan dengan cuma-cuma dari sumber air hidup bagi yang merasa haus.
7. Yang menang ini dia akan menjadi ahli waris dan aku akan menjadi Tuhannya dan ia akan menjadi anak-Ku.
8. Tetapi bagi mereka yang mudah takut dan yang tidak percaya (tidak beriman) dan yang menjijikkan dan para pembunuh dan orang-orang berzinah dan para tukang sihir dan para penyembah berhala dan semua mereka para pendusta bagiannya di dalam danau yang dibakar (dinyalakan) api dan belerang. Ini adalah kematian yang kedua.
C. Konteks
C.1. Tempat Waktu dan Penulisan
Ada dua alternatif mengenai waktu penulisan kitab Wahyu: yang pertama merujuk pada pertengahan tahun 60-an yaitu penganiayaan orang-orang Kristen selama beberapa tahun terakhir pemerintahan kaisar Nero (64-68), dan yang kedua merujuk pada pertengahan tahun 90-an yaitu penganiayaan orang-orang Kristen pada tahun-tahun terakhir pemerintahan kaisar Domitianus. Keduanya mengajukan bukti eksternal dan internal yaitu berkenaan dengan apa yang dikatakan oleh para penulis di abad-abad awal tentang penanggalan kitab Wahyu dan apa yang kitab Wahyu sendiri indikasikan berkenaan dengan waktu penulisannya.
Sumber Eksternal. Sumber utama informasi ini adalah Irenaeus murid Polikarpus yang adalah murid rasul Yohanes. Dalam menanggapi nama binatang di kitab Wahyu dia menuliskan:
“kita tidak akan berisiko dengan secara positif mengumumkan nama antikristus, jika namanya memang harus dinyatakan secara tegas pada masa kini, maka hal ini tentu telah dilakukan oleh dia yang melihat visi apokaliptik itu. Karena itu terlihat belum lama ini, tetapi hampir di masa hidup kita, diakhir pemerintahan Domitianus” .
Teks ini ditulis dalam bahasa Latin oleh Ireneus dan dalam bahasa Yunani oleh Eusibius. Eusebius juga mendukung bahwa pada saat pemerintahan Domitianus, Rasul Yohanes mengalami pengucilan. Klemens dan Origen pada saat mencatat pembuangan ke Patmos mereka tidak menyebut nama Domitianus. Klemens berkata bahwa Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos kembali ke Efesus setelah kematian tiran itu. Hal inilah yang dijadikan penanggalan awal, mereka menyebutkan bahwa tiran disini tidak menunjuk kepada Domitianus tetapi Nero.
Sebelum Ireneus menulis buku Againts Heresies sekitar 185 M, Sejarawan Kristen bernama Hegesippus dipertengahan abad kedua menulis Five Memoris . Hanya penanggalan kitab ini yang dikutip oleh Eseubius dalam peryataan berikut yang mengandung istilah kisah dan dikaitkan dengan Hegesippus:
“Kisah ini berlanjut. Pada saat ini rasul Yohanes yang juga penginjil itu masih hidup dan dihukum untuk tinggal di Pulau Patmos karena kesaksiannya atas firman Ilahi. Setelah memerintah 15 tahun, Domitianus digantikan dengan Nerva (thn.96 -98). Hukuman Domitianus dibatalkan, dan senat Romawi mengeluarkan dekrit mengembalikan mereka yang telah diasingkan dengan tidak adil dan memulihkan hak-hak mereka. Mereka yang mencatat kisah dari zaman ini mengisahkan peristiwa ini. Pada waktu itu pula orang-orang Kristen kuno berkisah bahwa rasul Yohanes, setelah masa pengasingan di pulau itu, tinggal di Efesus” .
Sumber Internal. Wahyu 11:1-3 tentang bait suci dan kota suci sangat penting bagi mereka yang menganut penanggalan awal. Menurut mereka perintah agar rasul Yohanes mengukur bait suci di Yerusalem mengimplikasikan bahwa bait ini masih berdiri. Akan tetapi maksud Yohanes bukan penafsiran harafiah karena di dalam Perjanjian Baru, memakai istilah Yunani hieron untuk bait suci dan naos untuk ruang maha kudus . Dalam seluruh kitab Wahyu Yohanes tidak memakai istilah hieron untuk merujuk bait suci tetapi selalu memakai istilah naos. Hal inilah yang mengindikasikan bahwa yang ditekankan oleh Yohanes adalah bukan komplek bait suci sebelum dihancurkan tetapi persekutuan umat Allah bersama dengan Kristus. Jadi kami setuju bahwa kemungkinan penulisan kitab Wahyu terjadi pada masa pemerintahan kaisar Domitianus:
1. Ireneus mengatakan bahwa wahyu ditulis pada masa kerajaan Dominitianus.
2. Sudah ada pengalaman yang matang dari ketujuh jemaat itu. Jika hal itu terjadi pada masa kerajaan Nero, belum ada waktu untuk memungkinkan terjadinya kemerosotan jemaat Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia yang diceritakan dalam pasal 2-3.
3. Kota atau jemaat yang di Laodikia menganggap dirinya kaya (Why.3:17), tetapi pada masa kerajaan Nero kota itu terkena gempa bumi (thn.60/61), sehingga pada saat itu mereka tidak lagi menganggap dirinya kaya.
4. Adanya penganiayaan (Why.1:9;2:10, 13;3:10) cocok dengan zaman Dominitianus. Setelah musibah kebakaran kota Roma, Nero mengkambinghitamkan orang Kristen di kota Roma, dan mereka dianiaya secara kejam. Penganiayaan tersebut bukanlah yang diceritakan dalam kitab wahyu karena penganiayaan tersebut hanya terjadi di kota Roma, sedangkan yang disebutkan dalam kitab wahyu juga terjadi di Asia kecil. Pada zaman kerajaan kaisar Domitianus penyembahan kepada kaisar sudah menjadi kewajiban yang membawa hukuman maut. Orang Kristen yang tidak siap menyembah kepada kaisar Dominitianus dianiaya di setiap tempat.
C.2. Penerima Kitab Wahyu
Kitab wahyu secara khusus ditulis kepada tujuh jemaat di Asia kecil yaitu jemaat Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Why.1:11), secara umum kitab ini juga ditulis untuk setiap orang Kristen (Why.2:7,17,29).
C.3. Tujuan Penulisan Kitab Wahyu
Kitab wahyu ditulis dan dikirim kepada orang-orang Kristen dari ketujuh jemaat (dan kepada kita) untuk mendorong, menegur, dan membesarkan hati mereka (dan hati kita). Hal ini diungkapkan secara jalas melalui teguran-teguran Tuhan Yesus dan janji kemenangan-Nya yang akan mengalahkan segala kejahatan yang mengancam mereka. Selain itu, kitab ini juga ditulis untuk menantang supaya mereka bertobat dan berdiri tegak sesuai keadaan mereka masing-masing. Dengan demikian, jika mereka menaati apa yang tertulis dalam kitab ini, mereka akan turut bersukacita bersama dengan Yesus dalam kemenanganNya (Why.1:3;2:7,11,17). Dalam pasal 2 dan 3, tantangan dan pengorbanan sangat nyata. Penglihatan-penglihatan tentang kedatangan Kristus yang kedua kali menjelaskan bahwa kemenanganNya membawa kehancuran kepada “yang diam dibumi” dan membawa sukacita kepada mereka yang setia.
Jadi, penglihatan itu secara tidak langsung mendukung tantangan dan dorongan tersebut. Kristus sebagai raja akan kembali dengan kemenangan dan akan memberikan hadiah kepada mereka yang menang terhadap godaan dan pencobaan sebagaimana Dia pun menang. Kitab wahyu tidak diberikan kepada kita sebagai bahan spekulasi atau perkiraan tetapi penerapan yang benar dan bukan pikiran yang sia-sia.
C.4. Latar Belakang
a. Keadaan Sosial
Kekaisaran Romawi dipuncak kejayaannya mengingatkan kita pada Babel yang diceritakan dalam Wahyu 18:11-14. Kekaisaran Romawi pada waktu penulisan kitab wahyu, ada yang kaya raya dan ada yang miskin sekali. Tingkat sosial ekonomi menengah tidak ada. Jadi ada jurang pemisah yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
b. Keadaan Pemerintahan
Pemerintahan kaisar Nero (thn 54-68) ditandai dengan kebakaran kota Roma dan penganiayaan orang-orang Kristen. Nero menuduh orang Kristen yang membakar kota Roma sehingga mereka di siksa dengan sangat kejam. Ada yang disalibkan, di lumuri dengan ter dan dinyalakan sebagai obor, ada yang di jahit dengan kulit binatang yang kemudian di buru dan di makan anjing buas. Menurut tradisi rasul Paulus dan Petrus mati syahid pada masa penganiayaan ini. Setelah kaisr Nero meninggal pada tanggal 9 Juni 68 terjadi perang saudara di Roma untuk memperebutkan tahta kekaisaran. Menurut informasi, kitab Wayhu ditulis pada akhir dinasti Flavianus yang terdiri dari kaisar Vespasian (thn.69-79), Kaisar Titus (thn.79-81) dan kaisar Domitianus (thn.81-86). Pada dinasti Flavianus kekaisaran Romawi mencapai kepulauann Inggris dan daerah Jerman. Sistem pemerintahannya totaliter artinya kaisar berkuasa mutlak.


c. Kedaan Agama
Pada masa kitab wahyu ini ditulis ada tiga agama atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat Romawi: pertama, agama orang Yahudi; oleh karena bait Allah di Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 oleh pasukan jendral Titus maka orang Israel tersebar sebagi pendatang dan pada umumnya mereka dibenci. Pungutan pajak yang berat diberlakukan oleh raja Vespasian kepada orang-orang Yahudi. Kedua, agama orang Romawi; orang Roma menyembah banyak dewa-dewi termasuk raja Domitianus sendiri. Ketiga, agama orang Kristen; pada tahun 95 agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan agama Yahudi. Agama Kristen dianggap atheis karena mereka tidak mau terlibat dalam agama Roma dan tidak menyembah dewa-dewi sehingga banyak jemaat dianiaya (Why.1:9;2:10,13).
Tafsiran Wahyu 21:1-8
Ayat 1 “Dan aku telah melihat langit yang baru dan bumi yang baru sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu (telah tiada) dan laut tidak akan ada lagi”.
Dalam ayat ini Yohanes merujuk pada Yesaya 65:17; 66:22, dimana Allah akan menciptakan langit dan bumi yang baru, dan hal-hal lain yang terkait masa lalu tidak akan diingat lagi. Yohanes menegaskan bahwa langit dan bumi telah tersingkir dari hadirat Allah dan tidak aka nada lagi ditempatnya. Lalu aku melihat memiliki arti bahwa Yohanes melihat melalui penglihatannya mengenai hari kiamat memuncak pada kedatangan langit dan bumi yang baru. Langit memiliki arti yang sama dengan surga yaitu tempat kediaman Allah. Bumi baru bukan merupakan mahkota atas kemajuan manusia, bukan merupakan puncak evolusi, tetapi pemberian Allah pencipta yang mengerjakannya. Bumi baru tidak dapat direalisasikan tanpa melalui penghukuman terhadap bumi lama. Hukuman itu memungkinkan pembentukan bumi yang baru. Bentuk dan rupa serta hubungan antara surga yang baru dan bumi yang baru memang tidak dijelaskan, tetapi dari gambaran Yerusalem yang baru menjadi nyata bahwa dua-duanya tidak lagi terpisah seperti sekarang.
Langit dan bumi yang pertama telah berlalu: bdk Why 20:11. Materinya tidak ditiadakan, tetapi bentuk dan unsur-unsurnya yang direnofasi karena pengaruh dosa dan akibat kutuk atas dosa diberi bentuk yang sama sekali baru. Lautpun tidak ada lagi: istilah laut bisa memiliki konotasi penderitaan yang harus dialami oleh orang-orang kudus dalam dunia yang berdosa. Arti ini tidak bersifat geografis tetapi sebagai lambang dari segala sesuatu yang membahayakan manusia. Menurut pandangan dunia pada saat itu, laut mengelilingi daratan sebagai jurang yang dalam dan gelap, dan merupakan tempat kuasa-kuasa yang melawan Allah (bdk. Why 13:1; Ayb 7:12). Artinya, laut tidak lagi menghalangi komunikasi antara penduduk bumi yang baru (seperti yang dialami oleh Yohanes dalam berhubungan dengan ketujuh jemaat karena laut yang memisahkan pulau Patmos dengan daratan Asia Kecil).
Dalam bagian ini rasul Yohanes menggunakan gambaran yang begitu jelas mengenai kemuliaan zaman yang akan datang ketika kerajaan Allah yang diwujudkan dalam kekuasaan dan kemenangan. Dalam bagian ini penglihatan yang terakhir terjadi sesudah penghukuman takhta putih dan juga sesudah kerajaan seribu tahun. Peralihan ini, antara kerajaan seribu tahun dan kerajan kekal (langit dan bumi yang baru) juga diceritakan dalam I Korintus 15:24 yang berbunyi “kemudian tiba kesudahannya yaitu bila mana Ia menyerahkan kerajan kepada Allah Bapa sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan”.
Ayat 2 “Dan aku telah melihat kota kudus Yerusalem baru turun dari langit berasal dari Tuhan telah disiapkan seperti mempelai perempuan yang dihiasi untuk pengantin laki-lakinya”
Kota yang kudus, Yerusalem yang baru: bdk Why. 11:2. Penglihatan ini menegaskan janji Allah kepada jemaat di Filadelfia. Dalam PL, Yerusalem yang tidak setia dan yang dirobohkan oleh Nebukadnezar dikemudian hari dibangun kembali. Demikian pula Yerusalem akan dibakar dengan api oleh tentara Roma karena mereka telah menolak Mesias, sehingga disebut Babel (Why 7-8). Tetapi Yerusalem ini akan dibangun kembali menjadi Yerusalem yang baru, tempat bagi umat Tuhan yang setia. Dave Hagelberg mengutip pernyataan dari Murray : “Bagi Yohanes, ciptaan baru menjadi penting karena disitulah kota Allah. Demikian juga kota itu sangat berarti karena disitulah terjadi persekutuan yang kudus antara Allah dan ciptaan-Nya”. Kota ini menyiratkan sifat permanen, aman, indah dan sempurna. Dengan demikian nubuat-nubuat para nabi yang menggambarkan kemuliaan Yerusalem akan digenapi secara sempurna (Yes 60:2; bdk. Why 3:12). Dalam penglihatan ini Yerusalem yang baru dinyatakan sebagai pusat ciptaan baru. Matthew Henry juga mengemukakan bahwa Yerusalem baru adalah gereja Allah dalam keadaan baru dan sempurna dan penuh kemenangan serta kehadiran Allah dan persekutuan dengan umatNya. Turun dari surga, dari Allah: bentuk kata turun dalam naskah Yunani menunjuk pada suatu perbuatan. Kata turun jangan dianggap seolah-olah Yohanes melihat kota Yerusalem sedang diturunkan dari surga keatas bumi, seperti Petrus yang pernah melihat kain lebar penuh dengan pelbagai jenis binatang diturunkan ke tanah (Kis 10:11). Peter Davids dalam bukunya “Ucapan yang sulit dalam Perjanjian Baru” memaparkan bahwa langit dan bumi yang lama beserta segala isinya akan dimusnahkan. Langit dan bumi yang baru berserta segala isinya akan diciptakan kembali. Disiapkan seperti pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya: untuk melukiskan keintiman antara Allah dengan umat-Nya, Yohanes menggunakan metafora upacara perkawinan dimana mempelai wanita dipersiapkan dan didandani bagi suaminya. Hiasannya berasal dari Allah. Dua gambar ini (kota dan pengantin perempuan) juga dipakai untuk melukiskan Yerusalem yang telah menjadi seperti Babel (kota dan pelacur).
Ayat 3 “Dan aku telah mendengar suara keras dari takhta itu berkata, lihatlah tempat kediaman Tuhan diantara manusia-manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi bangsa-bangsanya (umat-umatnya), dan Tuhan sendiri bersama mereka dia akan menjadi Allah mereka”
Lihatlah tempat kediaman Tuhan diantara manusia-manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka, dan mereka akan menjadi bangsa-bangsanya (umat-umatnya): Perjanjian ini tidak hanya dinikmati oleh sebagian penduduk bumi saja tetapi oleh seluruh umat manusia dibumi, karena manusia dibumi yang baru hanya terdiri dari orang-orang yang telah dikuduskan. Pada saat inilah persekutuan yang tidak bersyarat diantara Allah dan manusia. Mereka dapat melihat wajah-Nya karena dosa tidak ada lagi dan manusia tidak perlu takut lagi dihadapan kemuliaan-Nya sebab Allah sungguh-sungguh menyertai kita “Immanuel” (Mat 1:25). Dengan demikian pergaulan perjanjian diantara Allah dengan umat-Nya akan menjadi sempurna di Yerusalem baru, seperti dalam Yeremia 7:23 “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan ikutlah seluruh jalan yang keperintahkan kepadamu supaya kamu berbahagia” (bdk. Im 26:12; Zak 8:8; Yeh 37:27).
Ayat 4 “Dan dia akan menghapuskan seluruh air mata dari mata mereka dan bahaya maut tidak ada lagi, tidak ada duka cita tidak ada keributan (tangisan) juga kesakitan tidak ada lagi karena hal-hal pertama telah berlalu”
Dalam ayat ini menuturkan bahwa Allah telah meniadakan penderitaan manusia karena segala sesuatu yang membuat manusia menderita akan dihilangkan (bdk Yes 25:8; 35:10; 1 Kor 15:54), ayat ini semacam nyanyian sukacita yang merupakan kebalikan dari ratapan Babel yang akan dimusnahkan (bdk Why 18:22-24). Ini adalah potret tentang cinta kasih Tuhan bagi umat-Nya yang menderita. Semenjak manusia jatuh dalam dosa, manusia telah mencucurkan air mata yang tidak terhitung banyaknya. Air mata manusia ini disebabkan oleh kesengsaraan, penindasan, aniaya, kesedihan, kematian dsb. Sehingga dengan berlalunya kematian maka perkabungan, penderitaan dan tangis akan lenyap. Semua ini tidak ada dalam ciptaan Allah yang diperbaharui yang ditandai oleh damai dan keserasian, sukacita dan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan (bdk Yes 35:10; 51:11; 65:19). Yerusalem baru akan menjadi tempat kehidupan yang sejati.
Ayat 5 “Dan dia telah berkata ia yang duduk diatas takhta, lihatlah aku akan membuat semua baru, dan dia berkata: tuliskanlah karena ini adalah perkataan-perkataan yang dapat dipercayai dan yang sejati (benar)”
Akhirnya Allah sendiri berbicara dari takhta-Nya, dan wahyu mencapai klimaksnya. lihatlah aku akan membuat semua baru: di dunia ini tidak ada sesuatu yang baru dibawah matahari (bdk Pkh 1:9). Dunia ini makin lama makin tua, tetapi orang-orang percaya mengenal bahwa Tuhan akan membaharui segala sesuatu. Dalam Kristus ciptaan lama berlalu dan datanglah pembaharuan yang mendasar. Apa yang sudah terjadi dalam pribadi setiap orang percaya pada Tuhan Yesus adalah apa yang diuraikannya dalam 1 Korintus 5:17, juga akan terjadi pada seluruh ciptaan Allah, sesuai dengan Roma 8:21 “… makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan akan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah”. Tuliskanlah karena ini adalah perkataan-perkataan yang dapat dipercayai dan yang sejati (benar): Allah sendiri yang menjamin kebenaran dari penglihatan ini. Dengan demikian penglihatan Yohanes mendapat pengesahan yang kuat (kebenarannya tidak perlu diragukan).
Ayat 6 “Dan dia berkata kepadaku, semua akan terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, permulaan akhir (hasil), aku akan memberikan dengan cuma-cuma dari sumber air hidup bagi yang merasa haus”
Ayat ini menunjuk kepada penyelesaian seluruh Firman Tuhan mengenai Yerusalem. Langit dan bumi baru yang telah rusak dan terpisah oleh dosa manusia, diciptakan kembali agar sesuai dengan maksud dan tujuan pencipta. Anugerah Allah akan diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya (umat-Nya) dengan cuma-cuma bukan karena perbuatan baik mereka (Why 11:18; 22:12), mereka dibenarkan karena nama mereka telah tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba (bdk Why 20:12).
Ayat 7 “Yang menang ini dia akan menjadi ahli waris dan aku akan menjadi Tuhannya dan ia akan menjadi anakku”
Penglihatan ini menjelaskan kepenuhan janji kepada umat-Nya. Mereka yang menang adalah mereka yang melakukan pekerjaan Allah sampai kepada kesudahannya (Why 2:26) dan yang tetap setia/berpegang pada kesaksian Kristus (Why 3:11). Juga janji ini mengingatkan kita kepada nubuat-nubuat bagi Daud dan anaknya. Janji itu digenapi dalam Kristus, Anak Daud yang benar-benar adalah Anak Allah (bdk. Mat 3:17). Dalam Kristus kita diangkat menjadi anak-anak-Nya yaitu menjadi ahli waris kerajaan-Nya berdasarkan kasih karunia (bdk. 2 Sam 7:14a; Mzm 89:26). Dave Hagelberg juga menjelaskan bahwa istilah “anak” yang dipakai dalam ayat ini tidak menunjuk kepada anak yang menjadi keluarga karena kelahiran, tetapi menunjuk kepada anak yang sudah ditetapkan sebagai ahli waris oleh ayahnya.
Ayat 8 “Tetapi bagi mereka yang mudah takut dan yang tidak percaya (tidak beriman) dan yang menjijikkan dan para pembunuh dan orang-orang berzina dan para tukang sihir dan para penyembah berhala dan semua mereka para pendusta bagiannya di dalam danau yang dibakar (dinyalakan) api dan belerang. Ini adalah kematian yang kedua”
Ayat ini memang mendaftarkan orang-orang fasik yang hidup diluar jemaat; tetapi perlu diingat bahwa wahyu dialamatkan kepada jemaat-jemaat Kristen. Hendaknya gereja jangan berpuas diri tetapi harus selalu waspada agar tetap hidup oleh Roh (bdk. Gal 5:16). Daftar ini menyebut tujuh kelompok orang, lalu mengikhtisarkannya sebagai semua pendusta. Unsur segala dosa adalah dusta. Dengan demikian mereka dicirikan sebagai pengikut-pengikut iblis, si pendusta sejak semula (bdk Yoh 8:44;Why 14:5), sehingga pada akhirnya semua mereka akan dibinasakan dalam lautan yang menyala-nyala oleh api (Why 20:15), dan mereka untuk selamanya akan terpisah dari Allah yang hidup dan menderita kematian yang kedua.
Kesimpulan
Hampir setiap penafsir setuju bahwa rasul Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu (Why 1:1,4,9; 22:8). Bapa-bapa gereja pada awal mula-mula menerima bahwa rasul Yohanes adalah penulisnya. Salah satunya adalah Justin Martir yang hidup pada abad kedua, dalam tulisannya yang dikutip oleh Kistemaker: “ada seorang yang bersama kita bernama Yohanes salah seorang rasul Kristus, yang telah bernubuat oleh Wahyu yang dinyatakan kepadanya” . Kami menyetujui bahwa kitab ini ditulis pada masa pemerintahan kaisar Domitianus di Roma (thn.81-96). Setelah penghakiman akhir, Yohanes memperlihatkan lukisan kesempurnaan yang sama sekali berbeda dengan dunia yang sekarang. Tatanan lama telah berlalu dan kini semuanya baru. Keterpisahan dari Allah berubah menjadi persekutuan yang intim dengan Dia. Kematian telah berlalu karena orang-orang kudus akan minum dari air kehidupan. Orang-orang yang tidak percaya akan berada dalam lautan api dan orang-orang kudus akan bersama-sama dengan Allah dan menjadi satu keluarga dengan-Nya.
Yerusalem baru melukiskan kesempurnaan dalam hal ukuran, keindahan, dan kemuliaan. Disini secara nyata bagi kita kaitan antara ciptaan pertama dalam Kejadian dengan langit dan bumi baru dalam kitab Wahyu. Di taman Eden, sebelum kejatuhan manusia dalam dosa, Allah secara intim bersekutu dengan mereka, memberinya perintah dan menyediakan segala keperluannya (Kej 2:15-25). Tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa, hubungan mereka menjadi renggang. Allah tidak lagi bersekutu bersama dengan mereka dan mereka juga takut berhadapan dengan Dia karena mereka najis. Di langit dan bumi baru, Allah akan tinggal dengan umat-Nya dalam persekutuan yang intim, dalam pemulihan ini Allah akan tinggal bersama-sama mereka untuk selamanya dalam kemah kediaman-Nya. Kristus membuat segala sesuatu baru. Ada kepastian dari janji. Allah memberikan penjelasan dan penegasan, Alfa dan Omega, Yang Awal dan Akhir, sebagai janji untuk kinerja penuh dan kepastian kemenangan terhadap orang yang percaya.
D. Struktur
A 21:1-2 Perbedaan antara langit dan bumi yang baru dengan langit dan bumi yang lama (pertama)
B 21:3-4 Persekutuan antara Allah dengan umat-Nya
C 21:5 Menjadikan segala sesuatu menjadi baru
B1 21:6-7 Pemerintahan Allah dan kewargaan umat pilihan-Nya
A1 21:8 Pemisahan antara umat Allah (orang-orang pilihan) dengan orang-orang yang akan dibinasakan.
Daftar Pustaka
D.Scheunemann, Berita Kitab Wahyu, Yayasan Gandum Mas,Malang.1997.
Dave Hagelberg, Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani, Yayasan Andi, Yogyakarta,1997.
Jakob P.D.Groen, Aku Datang Segera, Momentum, Litindo, Surabaya,2002.
Simon J.Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu, Momentum,Surabaya,2009